Belajar
EN
Jenis-jenis IMS

Gonore / Kencing Nanah

Di halaman ini

Apa itu Gonore / Kencing Nanah?

Gonore/Kencing Nanah adalah jenis IMS (Infeksi Menular Seksual) yang paling umum di Indonesia dan paling umum kedua di dunia. Hal ini disebabkan oleh bakteri dan dapat ditularkan melalui hubungan seks secara vaginal, anal atau oral.

Biasanya infeksi gonore/kencing nanah tidak memiliki gejala apa pun. Namun, walaupun tanpa gejala, infeksi dari penyakit ini dapat menyebabkan masalah jangka panjang seperti rasa sakit. Berita baiknya adalah penyakit ini dapat dideteksi, diobati dan dicegah. Penggunaan metode penghalang kontrasepsi, seperti kondom, dapat mengurangi tingkat penularan dan juga antibiotik dapat secara efektif mengobati infeksi dari penyakit ini.

Tanda dan gejala

Infeksi gonore/kencing nanah dapat terjadi di bagian uretra untuk pria dan bagian serviks untuk wanita dan juga dapat terjadi di bagian rektum dan tenggorokan pada keduanya. Penting untuk dicatat bahwa gejalanya mungkin tidak terlihat atau cenderung ringan saja.

Gejala umum pada pria meliputi:

  • Uretra yang abnormal dan/atau keluarnya bagian anus
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Lebih sering buang air kecil
  • Nyeri pada bagian testis
  • Pembengkakan dan kemerahan pada penis
  • Sakit tenggorokan secara terus menerus

Gejala umum pada wanita meliputi:

  • Vagina yang abnormal dan/atau keluarnya bagian anus
  • Lebih sering buang air kecil
  • Nyeri saat buang air kecil atau ada sensasi terbakar
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Pendarahan vagina di luar menstruasi normal
  • Nyeri panggul atau perut bagian bawah
  • Sakit tenggorokan
  • Demam

Komplikasi

Jika tidak diobati, gonore/kencing nanah dapat memberikan konsekuensi jangka panjang.

  1. Infeksi dan Ketidaksuburan
    Pada wanita, infeksi dapat menyebar ke rahim dan saluran tuba menyebabkan penyakit radang panggul (Pelvic Inflammatory Disease). Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan, ketidaksuburan, atau nyeri kronis.
    Pada pria, infeksi dapat menyebabkan epididimitis (radang tabung di bagian belakang testis), penis edema (pembengkakan penis) dan penis limfangitis (legion penis) jika mereka terkena infeksi uretra dari gonore/kencing nanah (Sherrard, 2014).
  2. Risiko bagi wanita hamil dan bayinya
    Ibu yang tidak diobati dapat menularkan infeksi ini kepada bayinya. Hal ini dapat menyebabkan penyakit mata yang biasanya diidentifikasi 1 sampai 4 hari setelah lahir berdasarkan pembengkakan, kemerahan dan lepasnya kelopak mata. Tanpa perawatan yang cepat, hal ini dapat menyebabkan kebutaan.
  3. Meskipun jarang, konsekuensi jangka panjang lainnya dari gonore/kencing nanah yang tidak diobati adalah termasuk radang sendi, kerusakan katup jantung atau radang selaput otak atau sumsum tulang belakang.

Pengetesan

Tes gonore/kencing nanah adalah proses sederhana yang dapat dilakukan oleh penyedia layanan/fasilitas kesehatan. Jika kamu khawatir akan kemungkinan bahwa kamu menderita penyakit ini, terasa memiliki gejalanya, atau jika pasangan kamu menderita IMS, segeralah melaksanakan tes, karena hal tersebut penting untuk kesehatan.

Tes yang paling umum untuk mendeteksi gonore/kencing nanah adalah tes urin. Tes ini juga dapat mendeteksi infeksi klamidia. Penyakit ini juga dapat dideteksi dengan mengambil sampel sel dengan swab (tes usap). Pada wanita, swab dapat diambil dari tenggorokan, serviks, vagina atau anus. Pada pria, swab dapat diambil dari tenggorokan, uretra atau anus.

Orang yang berisiko lebih tinggi terkena infeksi gonore/kencing nanah harus dites secara teratur, mereka adalah:

  • Aktif secara seksual
  • Memiliki banyak pasangan seks
  • Memiliki pasangan yang menderita IMS
  • Pria yang berhubungan seksual dengan pria

Untuk membaca lebih lanjut tentang tes untuk penyakit IMS dan bagaimana cara untuk tes, klik di sini.

Hal ini juga direkomendasikan bagi semua wanita hamil untuk dites pada saat kunjungan pranatal. Kamu dapat membaca lebih lanjut tentang tes IMS dan kehamilan di sini.

Pengobatan

Antibiotik adalah bentuk pengobatan gonore/kencing nanah yang paling sederhana yang dapat dikonsumsi dalam dosis tunggal dengan cara injeksi atau minum pil.

Penelitian telah menunjukkan bahwa bakteri penyebab penyakit ini telah menjadi kebal terhadap beberapa antibiotik yang digunakan di masa lalu. Itulah sebabnya penting untuk mengambil antibiotik sesuai dengan resep dokter.

Keamanan

Pertanyaan umum yang sering ditanyakan adalah kapan waktu yang aman untuk berhubungan seks lagi setelah terinfeksi. Biasanya dianjurkan untuk menghindari hubungan seksual sampai bersih dari infeksi, termasuk seks oral dan seks dengan menggunakan kondom. Ini semua tergantung pada saran dokter dan antibiotik yang kamu gunakan.

Biasanya tindak lanjut dalam 2 minggu akan dilakukan untuk memastikan efektivitas pengobatan. Karena biasanya terjadi infeksi yang berulang dan oleh karena itu pengetesan sekitar tiga bulan setelah perawatan sangat dianjurkan.

Pencegahan

Untuk mencegah penyebaran gonore/kencing nanah, sejumlah hal dapat dilakukan. Misalnya dengan memberitahu pasangan kamu bahwa mereka memiliki kemungkinan terinfeksi. Hal ini penting untuk mencegah infeksi penyakit ini lagi dan menghentikan orang lain agar tidak terinfeksi juga. Jika kamu mengetahui bahwa kamu menderita penyakit ini, semua pasangan seksual kamu selama 2 bulan terakhir harus diberi tahu sehingga mereka dapat segera dites dan diobati.

Untuk mencegah infeksi, hal yang terbaik adalah dengan melakukan hubungan seks yang aman. Kondom efektif mengurangi risiko terkena atau menyebarkan klamidia selama hubungan seks secara vaginal, anal atau oral.

Sumber

Bowen, V. B., Johnson, S. D., Weston, E. J., Bernstein, K. T., & Kirkcaldy, R. D. (2017). Gonorrhea. Curr Epidemiol Rep, 4, 1-10.

Department of Health and Human Services, State Government of Victoria. (2018). Gonorrhoea. Retrieved from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/gonorrhoea

Morgan, M. K., & Decker, C. F. (2016). Gonorrhea. Disease-a-Month, 62, 260-68.

Sherrard, J. (2014). Gonorrhoea. Medicine, 42(6), 323-326. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2014.03.011

Torpy, J. M., Lynn, C., & Golub, R. M. (2013). Gonorrhea. The Journal of the American Medical Association , 309(2), 196.