Belajar
EN
Seks

Hasrat Seksual

Di halaman ini

Apa itu hasrat seksual?

Hasrat seksual adalah salah satu komponen dalam seksualitas yang memotivasi atau mendorong manusia untuk mencari objek seksual atau terlibat dalam kegiatan seksual. perlu dipahami bahwa hasrat seksual berbeda dari gairah seksual, kegiatan seksual, dan perasaan seksual. Ada batas antara hasrat seksual dan komponen seksual yang lain. Hasrat seksual, bagaimanapun, hanya diekspresikan atau dilakukan sebagai permintaan, kebutuhan, atau mendambakan kontak seksual.

Hasrat seksual bervariasi dalam tiga dimensi:

  • Kuantitas: intensitas dan frekuensi dari keinginan untuk terlibat dalam kontak atau kegiatan seksual 
  • Kualitas: keinginan untuk terlibat dalam kegiatan spesifik (misal, berhubungan badan) dan hal sangat spesifik lainnya (misal, pasangan)
  • Asal mula hasrat: entah dihasilkan secara internal atau sebagai respons terhadap rangsangan eksternal

Setiap orang mempunyai ekspresi dan pengalaman yang berbeda dalam hasrat seksual. Ada tiga faktor yang berhubungan dengan hasrat seksual: faktor individual, faktor interpersonal, dan faktor lingkungan sosial. Kesehatan fisik dan psikologis adalah faktor individual yang memiliki pengaruh signifikan pada hasrat seksual.

  • Kesehatan fisik: orang dengan penyakit fisik yang serius seperti kanker, diabetes, penyakit kardiovaskular kemungkinan memiliki hasrat seksual yang lebih rendah daripada orang dewasa yang sehat.
  • Kesehatan psikologis: mereka dengan penyakit mental yang parah seperti depresi, cenderung kekurangan hasrat seksual
  • Selain itu, usia dan jenis kelamin juga berhubungan dengan hasrat seksual. Semakin tua secara potensial berarti sebuah penurunan ketertarikan seksual, baik pria maupun wanita. Sedangkan dalam perspektif jenis kelamin, secara umum wanita dikatakan merasakan hasrat seksual lebih rendah dibandingkan pria.

Melihat faktor interpersonal, salah satu faktor terpenting yang berhubungan dengan hasrat seksual adalah cinta yang bergairah. Pasangan yang bahagia, berkomitmen, dan menjaga hubungan yang sehat sangat mungkin untuk meningkatkan hasrat seksual. Tidak berarti pasangan yang memiliki hasrat seksual yang rendah memiliki hubungan yang tidak harmonis. Perlu diperhatikan bahwa hasrat seksual dapat berubah karena faktor lain seperti kesehatan pasangan, usia, dan perubahan hormon.

Faktor lain yang harus kita lihat adalah faktor lingkungan sosial. Faktor sosial memiliki beberapa variabel yang mempengaruhi hasrat seksual seperti norma sosial, hukum, ajaran agama, dan stereotip budaya. Sebagaimana di dalam masyarakat kita sering mendengar tentang stereotip seperti pria memiliki hasrat yang lebih besar; tidak bisa dikontrol dan memiliki dorongan yang kuat untuk melakukan seks. Sedangkan dalam beberapa kasus, stereotip ini membuat para pria kesulitan untuk mengekspresikan masalah mereka mengenai berkurangnya keinginan, gairah, dan aspek respons seksual mereka yang lain sebagai bagian alami dari proses penuaan. Sama halnya dengan wanita yang dicap memiliki kelainan seksual ketika mereka mungkin mengalami keinginan yang berbeda daripada pria.

Memahami seksualitas kita sendiri bisa menjadi hal menantang, akan tetapi ini merupakan sesuatu yang hanya dapat kita temukan pada diri kita sendiri. Ada pelayanan kesehatan mental dan fisik di luar sana yang dapat memfasilitasi dan membantumu memahami perkembangan masa remaja. Penting untuk mendidik diri mengenai tubuh kita dan seksualitas kita, sehingga kita bisa memahami diri dengan lebih baik.

Sumber

Sharpe, T. H. (2003). Adolescent Sexuality . The Family Journal : Counseling and Therapy for Couples and Families , 11.

Regan, P. C. (2015). Desire, Sexual. (P. W. Bolin, Ed.) The International Encyclopedia of Human Sexuality , First Edition.

Academy, K. (n.d.). Sexual Life Cycle. Retrieved from Khan Academy: https://www.khanacademy.org/science/biology/cellular-molecular-biology/meiosis/a/sexual-life-cycles

Bass, T. M. (2016). Exploring Female Sexuality: Embracing the Whole Narrative . North Carolina Medical Journal.