Belajar
EN
Jenis-jenis IMS

Sifilis

Di halaman ini

Apa itu Sifilis?

Sifilis adalah infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Sifilis relatif umum di Indonesia. Beberapa orang memiliki resiko yang tinggi untuk terinfeksi, termasuk pria yang melakukan seks dengan sesama pria dan orang-orang yang melakukan seks tanpa pengaman. Sifilis biasanya menyebar melalui seks dengan orang yang terinfeksi. Awal infeksi sifilis biasanya menyebabkan borok tipis yang tidak terasa sakit pada alat kelamin. Jika sifilis yang tidak terdeteksi dan tidak terawat dapat menyebabkan penyakit yang serius di kemudian hari, maka pemeriksaan dan perawatan sangatlah penting! Sifilis bisa dideteksi dengan tes darah dan dirawat dengan efektif menggunakan antibiotik.

Penularan

Sifilis biasanya menyebar melalui kontak langsung dengan luka yang terinfeksi. Awal infeksi sifilis menyebabkan borok tipis pada kulit dan kontak dengan luka tersebut, khususnya saat melakukan seks, dapat menyebabkan infeksi. Seks oral, anal maupun vaginal yang tidak menggunakan pengaman dengan orang yang terinfeksi sifilis dapat menimbulkan penularan infeksi. Bagaimanapun, bakteri yang menyebabkan sifilis tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh sehingga tidak dapat ditularkan dengan menyentuh benda yang orang terinfeksi sifilis sentuh sebelumnya atau hanya dengan berada di ruangan yang sama dengan orang yang menderita sifilis. Sifilis dapat juga menyebar melalui transfusi darah dan berbagi alat suntik obat-obatan, meskipun hal ini merupakan hal yang kurang umum terjadi.

Infeksi sifilis dapat ditularkan oleh ibu ke bayinya. Bakteri penyebab sifilis dapat menembus plasenta, sehingga jika seseorang yang hamil terinfeksi, bayi mereka bisa turut terinfeksi sebelum lahir, atau saat dilahirkan. Jika bayi terkena sifilis saat masih berada di dalam kandungan, mereka akan terkena sifilis kongenital/sifilis sejak lahir. Sifilis yang diidap sejak lahir adalah penyakit yang sangat berbahaya karena hampir separuh jumlah anak yang lahir dengan sifilis meninggal sebelum atau sesaat setelah dilahirkan.

Infeksi dan komplikasi sifilis

Infeksi sifilis memiliki empat tahap, masing-masing dengan gejala yang berbeda, yang mana biasanya terjadi dengan urutan sebagai berikut:

  • Sifilis primer
  • Sifilis sekunder
  • Sifilis laten/tidak terlihat
  • Sifilis tersier atau akhir

Sifilis primer

Sifilis primer adalah tahap pertama infeksi, dapat terjadi 2-3 minggu setelah terinfeksi. Biasanya sifilis primer menyebabkan benjolan merah di tempat dimana infeksi masuk ke dalam tubuh. Benjolan ini berubah menjadi luka atau borok kecil. Borok ini umumnya terdapat pada penis, vagina atau anus, tapi juga bisa terletak di belakang tenggorokan. Biasanya, luka ini tidak terasa sakit dan sembuh dengan sendirinya, sehingga orang-orang tidak mencari pengobatan. Jika dibiarkan tidak terobati, bakteri pada luka dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan infeksi sekunder.

Sifilis sekunder

Tahap kedua sifilis terjadi pada sekitar 25% orang yang tidak mendapatkan pengobatan pada sifilis primer. Tahap ini terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah sifilis primer.

Gejala sifilis sekunder meliputi:

  • Gatal
  • Luka berwarna putih mirip kutil yang halus dan tidak terasa sakit yang muncul pada daerah yang lembab seperti alat kelamin, sekitar anus dan ketiak yang disebut dengan kondiloma lata
  • Demam
  • Gejala mirip flu seperti tenggorokan serak dan ngilu pada otot
  • Berkurangnya berat badan
  • Pembekakan kelenjar getah bening

Jika dibiarkan, luka pada kulit akan pecah dalam beberapa minggu atau bulan.

Sifilis laten

Dalam tahap ini sifilis tidak memiliki gejala, dan infeksi masih tetap berada di dalam tubuh selama bertahun-tahun tanpa seseorang sadari. Sifilis laten hanya bisa dideteksi dengan tes darah khusus.

Sifilis tersier

Infeksi sifilis tahap ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, kulit, otak dan organ lain. Dalam beberapa kasus sifilis laten, sistem imun bereaksi pada bakteri yang berdiam di dalam tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan yang sangat serius, termasuk neurosifilis.

Neurosifilis adalah infeksi sifilis yang bergerak ke otak atau saraf tulang belakang. Hal ini bisa terjadi pada sifilis primer, sekunder, laten maupun tersier. Sifilis ini dapat menyebabkan banyak gejala seperti:

  • Sakit kepala
  • Kebingungan
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan penglihatan

Pemeriksaan

Sifilis dapat didiagnosa dengan pemeriksaan sederhana. Lebih dari 5 juta kasus sifilis didiagnosa setiap tahun, dengan kejadian sebagian besar pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah, seperti Indonesia. Tes sifilis meliputi pengambilan luka yang dianggap terinfeksi dan melakukan tes darah.

Jika kamu khawatir akan kemungkinan terkena sifilis atau memiliki pasangan seksual yang didiagnosa sifilis, kamu harus menemui dokter bahkan jika tidak memiliki gejala!

Jika kamu menemui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan sifilis, mereka mungkin juga akan memeriksa IMS yang lain untuk memastikan kamu aman dan sehat. Jika kamu melakukan seks tanpa pengaman secara rutin, pemeriksaan rutin merupakan ide yang bagus. Untuk mempelajari lebih banyak tentang pemeriksaan IMS, kunjungi artikel pemeriksaan kami!

Perawatan

Infeksi sifilis dapat disembuhkan dengan pengobatan antibiotik. Sifilis primer dan sekunder dapat diobati dengan suntikan antibiotik tunggal. Beberapa infeksi sifilis laten dan semua sifilis tersier membutuhkan pengobatan yang lebih lama tapi masih bisa disembuhkan.

Jika kamu dirawat karena sifilis, pasangan seksualmu yang terakhir juga membutuhkan perawatan antibiotik. Setelah menyelesaikan pengobatan, kebanyakan orang memerlukan pemeriksaan selanjutnya untuk memastikan bahwa mereka sembuh, yang mana meliputi tes darah beberapa bulan kemudian.

Pencegahan

Sifilis hanya bisa ditularkan melalui kontak dengan orang yang terinfeksi. Resiko infeksi sifilis dapat dikurangi dengan selalu menggunakan kondom saat melakukan seks, menghindari seks dengan pasangan yang memiliki gejala infeksi atau abstinensi/pantangan. Jika kamu khawatir akan kemungkinan terkena sifilis, paling aman adalah menghindari seks dan pergi ke dokter sesegera mungkin!

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2016, February 03). Syphilis - Images. Retrieved February 04, 2019, from https://www.cdc.gov/std/syphilis/images.htm

Chandrasekar, P. H. Syphilis (2017, July 11). Retrieved February 3, 2019, from https://emedicine.medscape.com/article/229461-overview

Hook, E. W. (2017). Syphilis. The Lancet, 389(10078), 1550-1557. doi:10.1016/s0140-6736(16)32411-4

Medical Encyclopedia. (2019, January 02). Retrieved February 02, 2019, from https://medlineplus.gov/encyclopedia.html

Osmosis. Treponema pallidum (Syphilis). (2018, January 13). Retrieved February 04, 2019, from https://www.osmosis.org/learn/Treponema_pallidum_(Syphilis)