Belajar
EN
Mencari Bantuan

Cara menolong orang yang menolak bantuan

Di halaman ini
Sumber

Menolong orang yang menolak bantuan 

Seringkali, orang yang menderita gangguan mungkin menolak mencari bantuan. Ada beberapa alasan kenapa ini bisa terjadi. Contohnya, gejala penyakit mental seperti halusinasi dapat menyulitkan orang tersebut untuk menyadari bahwa mereka memiliki penyakit mental dan membutuhkan bantuan. Atau, orang tersebut mungkin merasakan stigma terhadap penyakit mental mereka, sehingga menyulitkan mereka untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan.

Terlepas dari alasannya, semakin lama orang tidak dirawat, semakin banyak kesulitan yang akan mereka alami, dan semakin sulit bagi mereka untuk pulih.

Jika ini masalahnya, kamu mungkin perlu menjelaskan mengapa kamu khawatir, dan memberikan contoh spesifik atas tindakan dan perilaku mereka yang membuatmu khawatir. Menyediakan beberapa informasi kepada mereka, seperti buku, forum diskusi, atau lembar fakta mungkin juga bisa membantu.

Cobalah untuk tulus dan mendukung sebaik mungkin dalam setiap situasi. Kamu dapat tawarkan untuk membantu mereka mencari bantuan profesional dengan mencari profesional yang tepat, membuat janji temu untuk mereka, atau bahkan menemani mereka pada hari janji temu.

Bagaimana jika mereka masih menolak?

Jika orang yang kamu khawatirkan masih enggan mengakui adanya masalah atau mencari bantuan, tanyakan apa yang membuat mereka menolak. Setelah kamu tahu kekhawatiran mereka, kamu dapat bekerja bersama untuk menemukan solusi untuk mengatasi hambatan yang membuat mereka menolak.

Lebih lanjut tentang Stigma dan Penyakit Mental


Stigma muncul akibat kritik dan diskriminasi - ketika orang lain memandangmu secara negatif karena karakteristik atau atribut tertentu (seperti warna kulit, latar belakang budaya, atau kecacatan).

Ketika seseorang mendapat stigma karena penyakit mentalnya, itu menjadi tanda tak terlihat yang mereka yakini, yang kemudian mengarah pada dampak negatif terhadap kesejahteraan subjektif mereka. Ini menciptakan perasaan keraguan diri, rasa malu, dan rasa bersalah. Stigma dapat dideskripsikan sebagai ‘atribut yang mendiskreditkan secara mendalam... mengubah seseorang yang utuh dan normal menjadi ternoda dan kekurangan’

Banyak orang dengan penyakit mental secara pribadi menerima pandangan berprasangka dari masyarakat, yang dapat mempengaruhi harga diri mereka. Mereka berusaha menyembunyikan penyakit mental mereka dari orang-orang yang paling dekat dengan mereka karena takut dijauhi dan dicap. Hal ini dapat membuat mereka menghindari pengobatan, menarik diri dari kehidupan sosial, hingga penyalahgunaan zat (misalnya dengan obat-obatan atau alkohol), atau bahkan bunuh diri.


Whitley, R. & Campbell, RD. (2014). Stigma, agency and recovery amongst people with severe mental illness. Social Science & Medicine, 107, 1-8. doi: 10.1016/j.socscimed.2014.02.010.

Better Health 2015a, Mental illness treatments, Department of Health & Human Services, accessed 16 September 2018, <https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/ConditionsAndTreatments/mental-illness-treatments>.

Better Health 2015b, Stigma, discrimination and mental illness, Department of Health & Human Services, accessed 11 September 2018, <https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/servicesandsupport/stigma-discrimination-and-mental-illness>.

Black Dog Institute 2017, Helping someone else, Black Dog Institute, accessed 12 September 2018, <https://www.blackdoginstitute.org.au/getting-help/seeking-help/helping-someone-else>.

Healthdirect Australia 2017b, Mental illness stigma, accessed 17 September 2018, <https://www.healthdirect.gov.au/stigma>.

Sane Australia 2017, Refusing treatment, Sane Australia, accessed 15 September 2018,  <https://www.sane.org/families-carers/39-refusing-treatment>.

Kembali ke atas