Belajar
EN
Memahami Kesehatan Mental

Apa itu Kesehatan Mental?

Di halaman ini
Sumber

Apa itu kesehatan mental?

Setiap orang memiliki kesehatan mental - seperti halnya kesehatan fisik, kita perlu menjaga dan memeliharanya. 

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah keadaan sejahtera di mana setiap individu bisa mewujudkan potensi mereka sendiri. Artinya, mereka dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat berfungsi secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitas mereka.

Sering kali, istilah kesehatan mental secara keliru digunakan sebagai ungkapan pengganti untuk masalah kesehatan mental – yang terkait dengan depresi, gangguan kecemasan, skizofrenia, dan lain-lain - padahal sebenarnya kesehatan mental tidak sama dengan masalah kesehatan mental.

Kesehatan mental dan kondisi kesehatan mental 

Kesehatan mental adalah hal yang bersifat pribadi dan individu. Hal ini menentukan bagaimana seseorang dapat berhubungan dengan orang lain, menangani stres dan membuat pilihan. Kesehatan mental adalah cara kita berpikir, merasakan dan bertindak. 

Masalah kesehatan mental adalah serangkaian kondisi yang berdampak pada kesehatan mental. Karenanya, ini adalah kondisi yang mengganggu suasana hati kita, perilaku, pemikiran atau cara seseorang berinteraksi dengan orang lain. Kondisi ini bisa ringan, sedang, dan berat; dan ditentukan berdasarkan seberapa jauh dampaknya terhadap fungsi harian seseorang. Contohnya adalah depresi, kecemasan, gangguan bipolar atau skizofrenia. Dengan dukungan dan perawatan yang tepat, orang dapat pulih dari dan menstabilkan kondisi kesehatan mental mereka sehingga bisa menjalani hidup yang sehat dan memuaskan.


Mengapa menjaga kesehatan mental adalah hal yang penting?

Kesehatan mental yang sehat dan positif penting untuk dimiliki karena hal itu memungkinkan orang untuk bekerja secara produktif. Ini termasuk memberikan kontribusi yang berarti bagi komunitas kita, mewujudkan potensi kita sepenuhnya dan memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup.

Pentingnya kesehatan mental digaungkan oleh WHO melalui definisi kesehatan mereka yang menyatakan: “Kesehatan adalah keadaan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.”

Beberapa penelitian menemukan bahwa kesehatan mental positif tidak tergantung pada kondisi mental atau penyakit. Orang yang memiliki penyakit mental masih mungkin memiliki tingkat kesehatan mental positif yang berbeda dan orang yang tidak sakit mental mungkin kekurangan kesehatan mental positif

Ada banyak cara untuk menjaga kesehatan mental yang positif seperti cukup tidur, mempelajari keterampilan untuk menghadapinya, aktif secara fisik, berhubungan dengan orang lain dan banyak lagi. Beberapa orang mungkin juga memerlukan bantuan profesional.

Apa yang dapat memengaruhi kesehatan mentalmu?

Kesehatan dan kesejahteraan mental dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk genetika, hubungan keluarga/teman sejawat, fungsi fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, faktor sosial, ekonomi, budaya, politik, pendidikan dan faktor lingkungan lainnya. Infeksi perinatal, stres dan pajanan terhadap bahaya lingkungan juga dapat menjadi faktor penyebab masalah kesehatan mental.

Walaupun keterkaitan faktor-faktor ini (positif dan negatif) bisa menjadi rumit, dapat dipastikan bahwa kombinasi dari faktor-faktor yang dialami selama masa kanak-kanak dan remaja meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan mental.

World Health Organization. (2014, 08). Mental Health: a state of well-being . Retrieved from World Health Organization: http://www.who.int/features/factfiles/mental_health/en/

Beyondblue. (2018). Retrieved from https://www.beyondblue.org.au/the-facts/what-is-mental-health

Graham, A., Hasking, P., Clarke, D., & Meadows, G. (2015). How People with Depression Receive and Perceive Mental Illness Information: Findings from the Australian National Survey of Mental Health and Wellbeing. Community Mental Health Journal, 51(8), 994-1001. doi: 10.1007/s10597-015-9900-6

Huppert, F. A., & Whittington, J. E. (2003). Evidence for the independence of positive and negative well-being: implications for quality of life assessment. Br J Health Psychol, 8(Pt 1), 107-22.

Irmansyah, I., Prasetyo, Y., & Minas, H. (2009). Human rights of persons with mental illness in Indonesia: more than legislation is needed. International Journal Of Mental Health Systems, 3(1), 14. doi: 10.1186/1752-4458-3-14

Jones, S. (2018). 'Living in hell': mentally ill people in Indonesia chained and confined. Retrieved from https://www.theguardian.com/global-development/2016/mar/21/living-in-hell-indonesia-mentally-ill-people-chained-confined-human-rights-watch-report

Lu, Y. (2010). Mental health and risk behaviours of rural–urban migrants: Longitudinal evidence from Indonesia. Population Studies, 64(2), 147-163. doi: 10.1080/00324721003734100

Marmot, M. G., M. A. Adelstein, and L. Bulusu. 1984. Lessons from the study of immigrant mortality, Lancet 2(323): 14551457.

Saragih Turnip, S., Sörbom, D., & Hauff, E. (2015). Predicting positive mental health in internally displaced persons in Indonesia: the roles of economic improvement and exposure to violent conflict. Psychology, Health & Medicine, 21(3), 286-294. doi: 10.1080/13548506.2015.1051554

WAND, T., & WHITE, K. (2007). Progression of the mental health nurse practitioner role in Australia. Journal Of Psychiatric And Mental Health Nursing, 14(7), 644-651. doi: 10.1111/j.1365-2850.2007.01147.x

TWIZEYEMARIYA, A., GUY, S., FURBER, G., & SEGAL, L. (2017). Risks for Mental Illness in Indigenous Australian Children: A Descriptive Study Demonstrating High Levels of Vulnerability. The Milbank Quarterly, 95(2), 319-357. doi: 10.1111/1468-0009.12263

Kembali ke atas