Apa itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah penyakit mental parah yang mengganggu fungsi otak dan menyebabkan mereka tidak bisa membedakan antara kenyataan dan khayalan. Skizofrenia menyebabkan psikosis, sering disertai dengan berkurangnya ekspresi, motivasi, dan aktivitas. Ini memengaruhi baik pria maupun wanita secara merata, dan mengganggu kemampuan mereka untuk mengelola emosi, berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berhubungan dengan orang lain.
Penyebab
Pada saat ini, penyebab skizofrenia hanya dapat dipahami sebagian. Beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
- Riwayat keluarga
- Faktor lingkungan seperti infeksi prenatal, hipoksia janin, dan penggunaan ganja pada individu yang memiliki kecenderungan secara genetik
- Depresi ibu selama kehamilan, di mana salah satu orang tua menderita psikosis
Tanda dan Gejala
Secara umum, skizofrenia berkembang secara lambat, dengan penurunan fungsi secara bertahap. Tanda-tanda umum skizofrenia termasuk depresi, menarik diri dari dunia sosial, sikap permusuhan/kecurigaan, kurangnya kebersihan pribadi, tatapan tanpa ekspresi, ketidakmampuan untuk menangis atau mengekspresikan kegembiraan, terlalu banyak tidur/susah tidur, mudah lupa, sulit berkonsentrasi, serta mengucapkan hal aneh/tidak masuk akal.
Gejala skizofrenia pada setiap orang sangat bervariasi, dan jenis dan tingkat keparahannya dapat berubah sewaktu-waktu. Orang mungkin memiliki kombinasi gejala yang berbeda. Gejala dapat dibagi menjadi tiga kategori utama; gejala positif, negatif, dan tidak teratur.
Gejala positif, adanya tambahan pengalaman pada kehidupan seseorang:
- Halusinasi, yang paling umum adalah halusinasi pendengaran
- Delusi, termasuk:
- Delusi kejar: keyakinan bahwa ada orang lain yang ingin mencelakakan individu.
- Delusi referensi: keyakinan bahwa kejadian di lingkungan sekitar yang tidak berbahaya ditujukan pada individu tersebut, misalnya sebuah papan iklan memiliki pesan yang secara khusus ditujukan pada individu tersebut.
- Delusi kebesaran: individu percaya mereka adalah tokoh terkenal atau penting, atau memiliki kekuatan seperti dewa.
- Delusi kontrol: keyakinan bahwa pikiran atau tindakan individu dikendalikan oleh kekuatan eksternal.
Gejala negatif adalah hilangnya kemampuan yang dimiliki seseorang:
- Kurangnya kesenangan dalam kegiatan yang sebelumnya disukai, bersosialisasi, atau berhubungan
- Ekspresi emosional yang kurang atau tidak pantas
- Pengabaian diri, seperti kurangnya kebersihan pribadi
- Kurangnya minat atau antusiasme dalam kehidupan sehari-hari
Gejala yang tidak teratur mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan merespons dengan jelas:
- Cepat berganti topik tanpa hubungan antara pikiran satu dan yang lainnya.
- Kata-kata buatan yang hanya dimengerti oleh individu tersebut
- Pengulangan kata dan pernyataan
- Perilaku yang tampak aneh dan tidak memiliki tujuan
- Kurangnya kontrol impulsif dan menahan diri
Pengobatan dan Dukungan
Skizofrenia sering membutuhkan pengobatan jangka panjang, bahkan setelah gejala hilang, untuk menghindari regresi. Perawatan yang berhasil mengambil pendekatan secara holistik, dan termasuk:
- Perawatan psikologis: Suatu bentuk terapi yang umum digunakan pada individu dengan skizofrenia adalah terapi perilaku kognitif (CBT), yang bertujuan untuk mendukung kemampuan untuk pengendalian lebih baik dan cara berpikir yang membantu.
- Obat: Obat antipsikotik dapat membantu mengurangi gejala saat seseorang menjalani perawatan psikologis.
- Dukungan jaringan: Teman dan keluarga dapat membantu dengan memberikan dukungan emosional dan lingkungan yang stabil. Karena individu yang mengalami skizofrenia memiliki resiko bunuh diri yang lebih tinggi, penting bagi orang-orang di sekitar mereka untuk mengetahui tanda-tanda keinginan bunuh diri.
- Perubahan gaya hidup: Olahraga teratur dapat membantu mengurangi gejala. Menghindari alkohol, obat-obatan, dan nikotin juga dapat membantu karena penggunaan narkoba dapat mempersulit perawatan dan memperburuk gejala.