Meskipun sebagian besar tindakan self-harm tidak dilakukan dengan niat bunuh diri, self-harm tetap merupakan perilaku yang berisiko dan bisa meningkat menjadi situasi yang mengancam nyawa. Kalau kamu tidak yakin harus berbuat apa, SELALU hubungi 112 atau 119 (hotline darurat di Indonesia) dan jelaskan situasinya. Untuk situasi tertentu, lihat panduan di bawah ini:
Jika luka akibat self-harm tidak berhenti berdarah:
- Tekan luka menggunakan kain atau tisu. Jangan angkat kainnya meskipun darah menembus—tambahkan saja lapisan kain/tisu di atasnya. Jika lukanya ada di lengan atau kaki, angkat bagian tersebut lebih tinggi dari dada. Kalau pendarahan belum berhenti dalam waktu 10 menit, segera cari bantuan medis darurat dengan menghubungi hotline atau pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.
- Jika luka berada di dada atau perut, sangat penting untuk segera membawa orang tersebut ke fasilitas medis secepat mungkin.
- Jika darah "menyembur" dari luka, segera cari bantuan medis darurat.
- Kamu bisa hubungi 112 atau 119 untuk memanggil ambulans, atau langsung bawa mereka ke instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit terdekat.
- Sayangnya, layanan ambulans di Indonesia bisa mahal dan waktu tunggu kedatangannya cukup lama — jadi cara terbaik untuk mendapatkan penanganan medis segera adalah mengantar mereka langsung ke rumah sakit secepat mungkin.
Jika perdarahan sudah berhenti:
- Bersihkan luka di bawah air mengalir dengan sabun.
- Bilas sabun dari luka sebanyak mungkin.
- Meskipun air dan sabun lebih disarankan, kamu juga bisa menggunakan antiseptik seperti Betadine atau hidrogen peroksida jika tersedia.
- Tutup luka dengan perban pelindung seperti plester atau kasa steril.
Jika orang tersebut tidak sadar
Jika mereka tidak bernapas, segera hubungi 112 atau 119 untuk memanggil ambulans dan lakukan CPR (Cardiopulmonary Resuscitation). Jika ambulans tidak memungkinkan untuk datang, bawa mereka ke IGD rumah sakit terdekat (dengan bantuan orang lain yang bisa mengemudi) sambil terus melakukan CPR dalam perjalanan. Perhatikan apakah ada obat-obatan atau zat lain di sekitar mereka — ini bisa membantu rumah sakit mendeteksi kemungkinan keracunan atau overdosis. Jika kamu tidak tahu obat apa yang digunakan, bawa kemasan atau labelnya sebagai bukti.
Jika mereka bernapas:
- Periksa apakah ada tanda-tanda umum overdosis:
- Jika ada obat-obatan di dekat mereka, kemungkinan besar mereka mengalami overdosis. Berikut adalah gejala overdosis berdasarkan jenis obat yang umum:
- Kulit pucat, kebiruan, atau sangat merah
- Napas lambat atau sangat cepat
- Suhu tubuh panas atau dingin
- Kehilangan koordinasi, gerakan bingung/tidak stabil, atau menunjukkan perilaku irasional
- Jika ada obat-obatan di dekat mereka, kemungkinan besar mereka mengalami overdosis. Berikut adalah gejala overdosis berdasarkan jenis obat yang umum:
- Tanda-tanda overdosis paracetamol
- Kulit dan bagian putih mata menguning (jaundice)
- Kehilangan koordinasi
- Gula darah rendah (hipoglikemia) → gejalanya: berkeringat, gemetar, mudah tersinggung
- Tanda-tanda overdosis aspirin
- Berkeringat
- Napas cepat
- Telinga berdenging (tinnitus)
- Kehilangan pendengaran sementara
- Tanda-tanda overdosis benzodiazepine
Biasanya diresepkan untuk gangguan kecemasan, kadang disalahgunakan sebagai narkoba ilegal.- Sulit bicara dan koordinasi gerak
- Gerakan mata tidak terkendali (nystagmus)
- Napas dangkal
- Mengantuk
- Tanda-tanda overdosis opioids
Sangat adiktif, sering diberikan untuk nyeri berat.- Pupil mengecil
- Napas dangkal
- Mengantuk
- Pupil mengecil
- Tanda-tanda overdosis obat stimulant (kokain, amfetamin, crack, ekstasi)
- Gelisah, paranoid
- Haluinasi
- Suhu tubuh tinggi
- Nyeri dada
- Napas cepat
- Detak jantung tidak teratur atau sangat cepat
- Tanda-tanda overdosis antidepresan trisiklik (TCA)
Antidepresan trisiklik (misalnya amitriptyline (Tryptizol), clomipramine (Anafranil), imipramine (Tofranil), lofepramine (Gamanil), dan nortriptyline (Allegron)) tidak digunakan secara konvensional dan biasanya hanya diresepkan untuk individu dengan depresi yang sangat resisten terhadap SSRI. Individu yang didiagnosis dengan depresi berat mungkin memiliki resep obat ini.- Sangat bersemangat/gelisah
- Mulut kering
- Pupil membesar
- Detak jantung tidak teratur/cepat
- Tekanan darah rendah → bisa menyebabkan pusing atau pingsan
- Tanda-tanda overdosis SSRI dan SNRI
SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) adalah jenis antidepresan yang paling umum diresepkan, baik untuk mengatasi depresi maupun kecemasan. Salah satu SSRI yang sering diresepkan adalah Fluoxetine (Prozac). SSRI lainnya termasuk citalopram (Cipramil), paroxetine (Seroxat), dan sertraline (Lustral). Keracunan akibat Serotonin-Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI) dan antidepresan lain seperti duloxetine (Cymbalta/Yentreve), venlafaxine (Effexor), atau mirtazapine (Zispin) juga dapat menimbulkan gejala yang serupa.- Feeling agitated
- Tremor (shaking)
- Uncontrolled movement of the eyes (nystagmus)
- Severe muscle tension
- Tanda-tanda overdosis beta-blocker: Beta-blocker (propranolol, bisoprolol, atenolol, metoprolol) adalah obat yang pada dasarnya digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Namun, obat ini juga dapat meredakan gejala fisik dari kecemasan, sehingga sering diresepkan untuk individu yang didiagnosis mengalami gangguan kecemasan.
- Tekanan darah rendah → pusing, ingin pingsan
- Detak jantung lambat (di bawah 60 bpm)
Jika kamu melihat gejala-gejala di atas, segera hubungi 112 atau 119 untuk ambulans dan lakukan CPR jika diperlukan.
Jika ambulans tidak bisa datang, bawa mereka ke IGD rumah sakit terdekat sambil tetap melakukan CPR di perjalanan.
Catatan: Jangan lupa bawa obat yang ditemukan di dekat mereka, atau kemasan/label obat, untuk membantu tenaga medis menangani kasus overdosis dengan lebih cepat dan tepat.
Jika seseorang mengancam untuk menyakiti diri sendiri atau menyampaikan bahwa mereka merasa terdorong untuk melukai diri:
- Ajak mereka untuk berbicara, dan jika mereka mau, dengarkan dengan penuh perhatian.
- Jika mereka tidak ingin membicarakannya, ikuti rencana keamanan (safety plan) mereka.
- Jika mereka tidak ingin berbicara denganmu dan mereka tidak memiliki rencana keamanan, lakukan aktivitas yang bisa mengalihkan perhatian mereka, seperti bermain gim, menonton acara TV, atau berjalan-jalan.
- Jika pengalihan perhatian tidak berhasil, kamu bisa menyarankan mereka untuk menjentikkan karet gelang di kulit mereka atau menggosokkan es batu di kulit — ini dapat menimbulkan sensasi sakit tanpa efek samping yang berbahaya.
Untuk panduan lebih lanjut mengenai alternatif dari menyakiti diri dan cara mendukung seseorang yang melakukan self-harm, kamu bisa akses halaman Mencari Bantuan dari Seribu Tujuan di sini: https://www.seributujuan.id/mencaribantuan
Jika mereka tidak ingin melakukan hal-hal tersebut, kamu bisa menyarankan mereka untuk menghubungi 119, lalu tekan 8 untuk layanan konseling melalui telepon. Mereka juga bisa menghubungi salah satu rumah sakit di bawah ini, karena rumah sakit ini menyediakan layanan konseling melalui telepon:
- RSJ Amino Gondohutomo Semarang: (024) 6722565
- RSJ Marzoeki Mahdi Bogor: (0251) 8324024, 8324025, 8320467
- RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta: (021) 5682841
- RSJ Prof Dr Soerojo Magelang: (0293) 363601
- RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang: (0341) 423444
Jangan tinggalkan mereka sendirian sampai mereka merasa lebih baik, kecuali mereka secara spesifik meminta untuk dibiarkan sendiri. Jika kamu benar-benar harus pergi, cobalah tetap memeriksa kondisi mereka setiap beberapa jam lewat telepon. Saat kamu bertemu mereka lagi, tanyakan apakah mereka baik-baik saja dan apakah mereka masih membutuhkan bantuan. Namun, hindari bertanya secara langsung apakah mereka telah menyakiti diri — ini bisa terasa invasif dan membuat mereka tidak nyaman. Mereka akan memberi tahu kamu jika mereka ingin kamu tahu.

Jika seseorang mengancam akan menyakiti kamu atau jika kamu merasa tidak aman di sekitar mereka:
Jika kamu merasa tidak yakin bisa menenangkan situasi, segera keluar dari tempat tersebut. Kamu bisa pergi dari properti atau mengunci diri di dalam ruangan. Jika mereka mengikuti kamu ke luar atau mencoba memaksa masuk ke dalam ruangan yang kamu kunci, segera hubungi polisi di nomor 110 dan cari tempat aman untuk bersembunyi sampai polisi datang. Hanya coba berbicara atau menenangkan mereka jika kamu benar-benar yakin bisa melakukannya dengan aman — jika tidak, lebih baik beri mereka ruang untuk menenangkan diri.