Belajar
EN

Artikel ini membahas topik terkait kesehatan mental, termasuk self-harm, yang mungkin memicu rasa tidak nyaman bagi sebagian pembaca. Harap utamakan kesejahteraanmu sendiri dan baca materi ini dengan penuh kesadaran. Jika kamu atau seseorang yang kamu kenal sedang mengalami krisis atau memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri dan/atau bunuh diri, segera cari bantuan dari tenaga profesional yang kamu percaya atau hubungi layanan dukungan setempat.

Jika kamu membutuhkan layanan darurat 24 jam di Indonesia, kamu bisa menghubungi:

Cari Bantuan
Kondisi Kesehatan Mental

Cara Mengenali Tanda-tanda Melukai Diri Sendiri

Konten ini dikembangkan bersama yang telah memberikan kontribusi keahlian mereka melalui proses peer review dan masukan khusus untuk memastikan informasi yang komprehensif dan akurat.

Di halaman ini
Sumber

Banyak orang yang bersifat tertutup mengenai perilaku melukai diri mereka. Ingat bahwa kecuali kamu adalah tenaga medis atau seseorang yang secara langsung bertanggung jawab atas keselamatan seseorang (guru, konselor, terapis, orang tua, dll.), kamu harus berhati-hati dalam membicarakan topik ini kepada seseorang yang kamu curigai melukai diri. Jika mereka enggan berbicara, jangan memaksa. Kita tidak boleh mengabaikan keinginan seseorang untuk menjaga rahasia tentang perilaku ini, tetapi jika kamu melihat tanda-tanda berikut pada orang terdekatmu, kamu bisa mengarahkan mereka ke layanan dukungan yang sesuai atau memberi tahu bahwa kamu ada untuk mereka. Pada akhirnya, menciptakan ruang yang terbuka dan tidak menghakimi sangat penting dalam mendukung mereka yang sedang berjuang, sekaligus meyakinkan mereka bahwa mereka tidak sendirian dalam proses pemulihannya.

Berikut beberapa tanda yang perlu diperhatikan:

  • Selalu mengenakan celana panjang dan baju lengan panjang, bahkan saat cuaca panas: Biasanya dilakukan untuk menutupi bekas luka akibat melukai diri.
  • Luka, bekas luka, atau memar yang tidak bisa dijelaskan: Tidak memiliki penjelasan yang jelas atas cedera mungkin menandakan adanya perilaku melukai diri.
  • Sering melaporkan “kecelakaan” atau bersikap ceroboh: Seseorang yang sering mengaku mengalami kecelakaan atau ceroboh bisa jadi sedang menyembunyikan perilaku melukai diri.
  • Noda darah di pakaian dan tisu bekas yang dibuang: Noda darah tanpa penjelasan atau tisu berdarah yang dibuang mungkin menjadi tanda.
  • Benda tajam atau alat yang berpotensi membahayakan di dalam barang-barang pribadinya.
  • Memakai banyak gelang atau wristband: Biasanya digunakan untuk menutupi bekas luka.
  • Enggan berganti pakaian di depan orang lain: Bertujuan untuk menyembunyikan bekas luka.
  • Menghindari perawatan medis untuk luka dan cedera: Enggan mencari bantuan untuk luka yang tidak jelas atau berulang bisa menjadi tanda perilaku melukai diri.
  • Menulis, membuat jurnal, atau menggambar tentang luka atau tekanan emosional: Bisa menandakan adanya perilaku melukai diri.
  • Mudah marah, dan/atau perubahan kepribadian: Gejala perilaku seperti ini, apalagi jika disertai dengan tanda lain, bisa menunjukkan adanya perilaku melukai diri.
  • Menarik diri dari pergaulan dan/atau mengisolasi diri: Tidak lagi berpartisipasi dalam aktivitas, menghindari acara sosial, lebih sering menyendiri, dan sejenisnya.
  • Sulit membicarakan emosi atau perubahan perilaku, atau mengalihkan pembicaraan: Menghindari percakapan tentang perasaan atau perubahan perilaku bisa menjadi sinyal adanya tekanan batin yang mendalam dan kemungkinan melukai diri.

Da Silva Miranda, F., & Antony Samy, R. (2023). Trauma nursing 5: identifying and assessing patients who self-harm. Nursing Times [Online], 119(3). https://www.nursingtimes.net/mental-health/trauma-nursing-5-identifying-and-assessing-patients-who-self-harm-13-02-2023/ 

Russell, K. R., & Hartung, S. Q. (2016). Identifying the signs of self-harm in students. NASN school nurse, 31(2), 121-124.