Setiap orang yang berjuang dengan perilaku melukai diri itu berbeda-beda. Apa yang dianggap menyinggung oleh satu orang, mungkin tidak dirasakan sama oleh orang lain. Namun, panduan ini menyoroti pernyataan-pernyataan yang terlihat biasa saja, tetapi bisa terasa menyakitkan bagi seseorang yang sedang berjuang dengan perilaku melukai diri.
Apa yang Sebaiknya Dikatakan/Dilakukan:
- Yakinkan bahwa kamu tidak akan menghakimi: Katakan bahwa kamu tidak akan merendahkan atau mengkritik apa pun yang ingin mereka bagikan, dan bahwa mereka diperbolehkan untuk menunjukkan kerentanan di hadapanmu. Kamu ada untuk mereka dengan dukungan tanpa syarat dan tanpa penghakiman.
- Tunjukkan bahwa kamu peduli: Sampaikan bahwa kamu peduli dengan apa yang mereka rasakan, dan bahwa mengetahui mereka sedang berjuang juga mempengaruhi perasaanmu.
- Rasa ingin tahu yang penuh hormat: Pendekatan ini melibatkan ketulusan dalam memahami perasaan dan pengalaman mereka, namun tetap memastikan bahwa rasa ingin tahu itu disampaikan dengan penuh kebaikan dan hormat. Sebelum bertanya, pastikan kamu meminta izin terlebih dahulu, misalnya dengan mengatakan, “Aku ingin bisa lebih memahami dan mendukung kamu — bolehkah aku bertanya beberapa hal?” Meskipun pertanyaan langsung bisa terasa mengganggu, penting untuk mengutamakan kejujuran emosional dan menciptakan ruang aman agar mereka bisa menavigasi tekanan emosionalnya, selama dilakukan dengan tenang. Ingatlah untuk berterima kasih atas apa pun yang mereka rasa siap untuk bagikan, dan sampaikan secara mendukung bahwa — meskipun membahas soal melukai diri itu berat — komunikasi terbuka dan jujur bisa sangat menyembuhkan. Namun jika mereka memilih untuk tidak membagikan apa pun, penting untuk mengelola reaksi emosimu sendiri dan melepaskan keinginan untuk mengendalikan jalannya percakapan. Ini membantumu menghormati batasan mereka dan menerima respons mereka dengan rendah hati.
- Akui perasaan mereka: Beri tahu mereka bahwa kamu benar-benar mendengarkan, dan apa pun yang mereka rasakan dan pikirkan adalah valid dan tidak perlu ditekan.
- Tetap tenang dan hadir sepenuhnya: Jangan panik atau menunjukkan reaksi yang berlebihan. Tetap tenang dan mendengarkan secara aktif akan membuat mereka merasa didengarkan dan nyaman untuk membagikan apa yang mereka alami. Kehadiran dan perhatianmu bisa menciptakan lingkungan yang mendukung agar mereka merasa aman, dihargai, dan dipahami saat mereka sedang menavigasi tekanan batin mereka.
- Ingatkan mereka akan kekuatan yang mereka miliki: Katakan bahwa mereka lebih dari sekadar perilaku melukai diri. Mereka punya kualitas dan kekuatan yang luar biasa dalam diri mereka.

Apa yang Sebaiknya Tidak Dikatakan:
- Jangan membandingkan: Mengucapkan hal-hal seperti “Orang lain punya hidup yang lebih sulit darimu tapi mereka tidak melukai diri” atau “Pikirkan orang-orang di luar sana yang hidupnya jauh lebih buruk” mungkin terasa menggoda sebagai cara untuk memotivasi mereka agar pulih. Namun, ini justru sangat menyakitkan dan bisa menjadi pemicu rasa bersalah. Pernyataan seperti ini membuat mereka merasa seolah-olah tidak diizinkan untuk merasakan emosinya sendiri atau tekanan batin yang mereka alami.
- Jangan menghakimi: Mungkin pikiran pertama yang terlintas di benakmu tentang orang yang melukai diri adalah label seperti “lemah” atau “terlalu sensitif”. Pikiran seperti ini tidak adil — pahami bahwa setiap orang merespons kesulitan secara berbeda, dan manusia secara alami merasakan emosi sebagai akibat dari pengalaman mereka. Saat seseorang yang berjuang dengan perilaku melukai diri mulai terbuka padamu, mereka sedang berada di posisi yang sangat rentan. Hal terakhir yang mereka butuhkan adalah seseorang yang membuat mereka merasa lebih buruk dari yang sudah mereka rasakan.
- Jangan mencoba menyelesaikan semuanya: Tentu kamu bisa membantu mereka dengan melakukan riset, menyarankan tenaga profesional, atau memberikan tips untuk mengurangi keinginan melukai diri. Namun, jangan bertindak seolah-olah solusi darimu akan menyelesaikan semuanya. Jika mereka mengatakan solusi itu tidak bekerja, terimalah. Ingat, kesembuhan mereka bukan tanggung jawabmu.
- Jangan paksa mereka untuk berhenti: Proses pemulihan seringkali berjalan lambat. Beri mereka waktu untuk memahami diri sendiri dan sembuh dengan ritme mereka sendiri, karena itulah cara terbaik agar pemulihan bisa bertahan lama.
- Jangan membuat semuanya tentang dirimu: Membicarakan soal perilaku melukai diri sangatlah sulit dan membuat seseorang berada dalam posisi yang sangat rentan. Mengatakan hal-hal seperti “Melihat kamu melukai diri bikin aku merasa sangat sedih” atau “Kamu nggak mikirin perasaan orang lain?” hanya menambah beban mereka dan membuat mereka merasa tidak didengarkan atau tidak didukung.
- Jangan meremehkan situasi mereka: Meskipun masalah mereka tampak sepele bagimu, kenyataannya masalah itu telah membuat mereka sampai pada titik ingin melukai diri sendiri. Tidak peduli seberapa tidak masuk akalnya menurutmu, itu adalah situasi yang sangat berat bagi mereka. Ingatlah, setiap orang memiliki tingkat toleransi stres yang berbeda dan setiap orang berhak merasakan emosinya sendiri.
- Jangan meminta untuk melihat bekas luka atau tanda melukai diri: Ini sangat invasif dan kemungkinan besar akan membuat mereka merasa tidak nyaman atau malu karena stigma yang ada seputar perilaku melukai diri. Sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan membiarkan mereka membagikan hanya hal-hal yang mereka rasa siap untuk dibagikan.
- Jangan janji sesuatu yang tidak bisa kamu penuhi: Mungkin kamu tergoda untuk mengatakan bahwa kamu akan selalu mengantar mereka ke semua janji temu dokter, atau bahwa mereka bisa meneleponmu kapan pun. Tapi jika kamu tidak bisa memenuhi janji-janji itu, kamu justru memberikan harapan palsu yang akan membuat mereka kehilangan kepercayaan padamu. Bersikaplah realistis tentang apa yang bisa kamu tawarkan dan komunikasikan batasanmu secara terbuka, sehingga mereka bisa bergantung padamu tanpa ekspektasi yang tidak realistis atau mengecewakan.
