Citra Tubuh
Citra tubuh mengacu pada bagaimana kita memandang penampilan kita, tidak hanya di cermin, tetapi juga dalam pikiran, perasaan, dan perilaku kita terkait tubuh kita. Ini mencakup keyakinan kita tentang ukuran tubuh, bentuk, berat badan, daya tarik, serta bagaimana kita berperilaku berdasarkan keyakinan tersebut.

Gangguan Citra Tubuh
Gangguan citra tubuh adalah gangguan psikologis dalam cara seseorang mengalami atau berhubungan dengan bentuk atau berat tubuhnya. Gangguan ini memengaruhi tiga komponen utama citra tubuh:
- Komponen Afektif-Kognitif
- Komponen Persepsi
- Komponen Perilaku
Affective-cognitive component
Ini merujuk pada evaluasi emosional dan mental terhadap tubuh sendiri. Orang yang mengalami gangguan ini sering merasa sangat tidak puas dengan tubuh mereka dan mengaitkan harga diri mereka dengan penampilan mereka.
- Perasaan umum: Membenci diri sendiri, jijik, sedih, cemas, malu, dan marah.
- Pikiran umum:
- "Tubuhku harus lebih kurus."
- "Aku tidak cukup baik karena penampilanku."
- "Aku merasa jijik dengan tubuhku sendiri."
- "Aku akan lebih bahagia jika aku punya lebih banyak otot."
Penekanan berlebihan pada bentuk atau berat badan dalam membentuk citra diri ini sering disebut sebagai overvaluation of body image dan merupakan kontributor utama terhadap rendahnya harga diri dan masalah kesehatan mental.
Gangguan Persepsi
Ini melibatkan gambaran mental yang terdistorsi tentang ukuran atau bentuk tubuh seseorang. Persepsi mereka tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh: Seseorang melihat tubuhnya jauh lebih besar daripada kenyataan — misalnya merasa bahwa mereka "dua kali lebih besar" dari ukuran aslinya.
Gangguan Perilaku
Ini mencakup tindakan yang dilakukan sebagai respons terhadap pikiran atau perasaan negatif tentang tubuh sendiri. Perilaku ini memperkuat masalah citra tubuh dan dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Perilaku umum:
- Body checking
- Terus-menerus bercermin
- Sering mengukur bagian tubuh
- Berulang kali meminta kepastian dari orang lain tentang penampilan
- Perilaku penghindaran:
- Menghindari cermin atau permukaan reflektif
- Menolak menimbang berat badan
- Menghindari pakaian ketat atau terbuka
- Hanya memakai pakaian longgar untuk menutupi "cacat" yang dirasakan
- Menghindari situasi sosial atau orang/tempat tertentu karena malu terhadap tubuh
Kenapa Gangguan Citra Tubuh Penting?
Gangguan citra tubuh bukan hanya tentang ketidakpuasan — ini adalah faktor risiko klinis yang erat kaitannya dengan perilaku makan yang terganggu. Gangguan ini sekarang secara resmi diakui dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Edisi Kelima) sebagai bagian dari kriteria diagnostik untuk anorexia nervosa dan bulimia nervosa.

Apa yang Bisa Berkontribusi pada Gangguan Citra Tubuh?
Beberapa faktor risiko biologis, psikologis, dan sosial dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan citra tubuh.
Faktor psikologis: Bisa diperburuk saat seseorang menginternalisasi standar kecantikan masyarakat atau terlalu mengaitkan nilai diri dengan penampilan luar.
Pengaruh sosial atau lingkungan: Juga memainkan peran besar, mulai dari:
Faktor Risiko Biologis
- Indeks Massa Tubuh (BMI)
- Ketidaknyamanan saat periode pramenstruasi (untuk perempuan)
- Faktor genetik yang mempengaruhi bentuk tubuh
Faktor Risiko Psikologis
- Kondisi kesehatan mental (terutama depresi dan kecemasan)
- Harga diri rendah
- Kecenderungan perfeksionistik
- Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain
- Kecenderungan menginternalisasi atau terlalu menghargai standar kecantikan
Faktor Risiko Sosial atau Lingkungan
Faktor ini bisa berperan sangat besar dalam berkontribusi terhadap gangguan citra tubuh:
- Mengalami ejekan terhadap penampilan atau perundungan terkait berat badan
- Mengalami pengalaman masa kecil yang buruk (adverse childhood experiences)
- Memiliki teman atau anggota keluarga yang sering melakukan diet untuk menurunkan berat badan dan sering mengungkapkan kekhawatiran tentang citra tubuh
- Penggambaran standar kecantikan melalui media
- Tingkat penggunaan media sosial yang tinggi